(center)

Jumat, 19 Agustus 2011

HUT RI KE 66


Negara kita memang sudah merdeka, tapi apakah kita bisa merasakan arti merdekaan yang sesungguhnya. Apa hanya dengan memperingati hari kemerdekaan setiap tahun ? merayakannya dengan sebuah pementasan drama atau seni hiburan atau dengan lainnya, trus kita bisa menyatakan bahwa ini adalah sebuah kemerdekaan yang di estafetkan oleh pejuang dan pahlawan terdahulu ? Mereka telah berbicara dengan darah dan jiwa mereka, seakan dengan suara paruh mereka berbisik pada kita semua saat menjelang ajalnya karena kehabisan darah oleh letupan peluru belanda  “Ku titipkan Merah Putih ini untuk kau kibarkan setinggi-tingginya diseluruh Persada NUSANTARA ini, jangan biarkan ia diturunkan apalagi dinodai”
Tentu kemerdekaan belum berakhir sebelum kita bisa merasakan dengan sesungguhnya, Kemerdekaan yang di proklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta  justru awal dari peradaban kita sebagai bangsa yang beradab, yang menjunjung tinggi keadilan dan menjaga agar NKRI tetap utuh. Sudah sepantasnya kita bertanya pada diri kita sendiri APA YANG BISA KITA BERIKAN pada NKRI ini, yang katanya NKRI adalah harga mati. Ingat pesan dari  Bung Hatta bahwa kemerdekaan (Proklamasi) itu bukanlah tujuan akhir dari berdirinya INDONESIA RAYA, hanya awal dari proses dari berdirinya NKRI 66 tahun silam. Sekali Merdeka tetap merdeka, itulah teriakan pejuang kita dahulu sebelum Kemerdekaan di Proklamasikan. Sekarang apa teriakan kita untuk NKRI setelah kemerdekaan  sudah direbut ? hanya doa dan air mata yang bisa kuteteskan buat para pahlawan kusuma bangsa.
Ku kalungkan merah putih ini dileher agar selalu bisa menjaga NKRI tetap utuh dan meneladani para pejuang pendahulu kita dengan cara selalu siap mengabdi pada nusa dan bangsa untuk mendidik generasi muda yang waras di dunia yang semakin edan ini…. Akhirnya Ku ucapkan HUT RI yang ke 66 tahun buat Negara ku tercinta, tidak ada Negara yang terindah selain INDONESIA, Ku kibarkan Merah Putih settinggi-tingginya sebagai hormatku pada jasa para pahlawan yang telah megorbankan segalanya buat Negara ini. Semoga “kalian” damai dan berada di tempat yang terindah milik tuhan.
MERDEKA….!!!

Minggu, 14 Agustus 2011

SEJARAH PRAMUKA INDONESIA (Bag. 2)


Kelahiran Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
  1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
  2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
  3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
  4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka

sumber dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka_Indonesia
 
Nah Gimana teman-teman setelah membaca dua artikel di atas...? Semoga bisa membantu memberikan semangat kita semua untuk terus mengabdi pada nusa bangsa, siapkan diri untuk membina generasi muda yang waras di dunia yang sudah edan ini....
Akhirnya kami (Pasukan Penggalang Argasonya 2011) mengucapkan DIRGAHAYU PRAMUKA KE 50.
SATU PRAMUKA UNTUK SATU INDONESIA, RAIH ASA WUJUDKAN PRESTASI.
MERDEKA....!!!

SEJARAH PRAMUKA INDONESIA (Bag. 1)

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.
Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Nah, masa-masa selanjutnya adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

sumber dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka_Indonesia

Kamis, 11 Agustus 2011

HARI PERTAMA KML


Pramuka Banget..... salam kak...
itu kak Lilik dari Kediri dan Kak Endang dari Probolinggo

Ni dia Bang As'ad dari Proling (Probolinggo) unjuk kebolehan
Siapa sangka.... kami semua di pertemukan dalam satu kegiatan. Padahal tadinya kami tidak saling kenal satu sama lain, tapi belum semalam bahkan belum satu jam kami disana.... suasana berubah seperti suasana keluarga (bukan sok akrab), beneran... aku aja kenal sama Kak Eko yang dari Kota Mojokerto sebelum acara upacara pembukaan (kenal di foto copy) dasar "jodoh" pertemanan gak ada yang tau... wkwkwkwk
Eh... ternyata dia juga punya hobbi yang sama ternyata (sama-sama suka ngefoto), pertama kali aku ngefoto si Eko... aku pakai trik Bloor... hehehe.... biar wajahnya samar gitu....
ni dia fotonya
kayak ngefoto "hantu" penampakan.. hihihihi...

Selasa, 09 Agustus 2011

AYO BERMAIN DI PRAMUKA

Game ini saya ambil pada acara KMD 2010 di Bawean-Gresik.
Ini adalah salah satu contoh permainan yang mendidik buat teman-teman, kalau soal nama terserah kalian aja deh.... pakai nama daerah masing-masing juga bisa kok. oya... kalau teman-teman punya materi biginian (materi pramuka dalam bentuk video) dan mau di masukkan dalam blog kita.. kalian bisa ngirim ke Email saya.
Sayang kemarin saat KML saya tidak banyak mendokumentasikan kegiatan atau permainan dalam bentuk video seperti ini. wah... jika seandainya kemarin saya tidak begitu takut dengan peraturannya... pasti saya lebih banyak jadi "wartawan" ketimbang peserta... hehehe... Habis kemarin saya jadi sungkan sama Pelatih dan Pinsusnya kalau kebanyakan ngefoto, takutnya dikira ntar "Ni anak mau ikutan KML apa mau jadi Wartawan ya disini...?"  saya kan jadi sungkan sendiri..... tapi kalu ada acara beginian lagi, aku pasti dokumentasikan semuanya deh.....

Senin, 08 Agustus 2011

Regu Macan di ARGASONYA

Dari kiri : Kak Wito (Pacitan), Kak Imron (Madiun), Kak "Ntank" Sofyan (Gresik), Kak Mulyadi (Tuban) dan Kak A.Roiq (Sampang)
Ni dia yang teman2 tunggu ya... Regu Macan yang pada akhirnya milih MUTUNG di Safari Camp (Tunggu aja cerita selanjutnya ya...)
Awalnya kami tidak saling kenal karena kami dari daerah yang berbeda di JAWA TIMUR. Kami di pertemukan dan di persatukan dalam medan KML (Kursus Mahir Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan) 2011 di Argasonya Sidoarjo dan yang mengadakan acara itu adalah KWARDA JATIM.
Acaranya cuma 6 hari, tapi 6 hari itu adalah waktu yang sangat berarti bagi kami. Kami  digembleng untuk selalu siap mengabdi pada Nusa dan Bangsa...
akhirnya kamipun bisa saling kenal dekat, seperti saudara yang tidak bisa terpisahkan...

KML Penggalang JATIM 2011

Pandu Dunia
Lord Robert Baden Powell, Lahir di Paddington, London, Inggris, 22 Februari 1857 – meninggal di Nyeri, Kenya, 8 Januari 1941 pada Usia 83 tahun. Dia adalah anak ke-6 dari 8 anak profesor Savilian yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya, pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace Smith, seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, "Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya." (Makanya teman2 kudu tunduk tu sama yang namaya orang tua, terutama IBU)
Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran pramuka adalah memburu dan memasak hewan - dan menghindari guru - di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan dihabiskan dengan berekspedisi belayar dengan saudara-saudaranya.
Dia mengarang beberapa buku, di antaranya yakni jungle book, girl guides, scouiting for boys, aids to scouting, rovering to succes
Nah.... gimana cerita singkat ini teman.... semoga cerita ini bermanfaat dan terus mendorong semangat kita untuk terus mengabdi pada Nusa dan Bangsa... ''MENDIDIK GENERASI WARAS DI DUNIA YANG EDAN...'' Itu pesannya Pelatih kita saat KML loh... namanya Kak Purbo